Langkah, ku ayun pada bibir jalan ini.
Menuju bidik singgasana yang hampir pasti.
Deru mesin mengiang di gendang telinga, kerap tak mendengarkan alunan kata yang terbisik.
Langkah semakin tertatih saat usia ku menjelang senja.
Aku buta arah untuk mengakhiri lorong ini.
Karenanya aku butuh pandu, butuh bekal sebelum semuanya terlambat..
Aku menyesal karena waktu tak bisa diajak pulang.. (y.a.d,19/4/10)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar