Selasa, 20 April 2010

Merenung Diri

Langkah, ku ayun pada bibir jalan ini.
Menuju bidik singgasana yang hampir pasti.

Deru mesin mengiang di gendang telinga, kerap tak mendengarkan alunan kata yang terbisik.

Langkah semakin tertatih saat usia ku menjelang senja.
Aku buta arah untuk mengakhiri lorong ini.
Karenanya aku butuh pandu, butuh bekal sebelum semuanya terlambat..

Aku menyesal karena waktu tak bisa diajak pulang.. (y.a.d,19/4/10)

Minggu, 18 April 2010

Satu Lagu Rindu

Irama yang paling syahdu adalah keheningan
Syair yang paling indah adalah kesunyian
Dendang yang paling menawan adalah kegelapan

Karena ini nyanyian rindu
Cukupkan ia terpaut dengan hati
Tak perlu gemerlap, meriah, atau bahkan benderang
Kita batasi ia dengan balutan cinta di hati

Bila kau ucap aku rindu
Pastikan ku berkata aku sayang
Jika kau bernyanyi dengan riang
Kan kupetik melodi bahagia untukmu

Hanya untuk kau dan aku
Hanya untukmu, satu lagu rindu..

Jakarta, 18 April 2010
HB Yayad

Jumat, 02 April 2010

Menanti sebuah Akhir

Oleh; Yahya Ado

Lembar hari tak pernah berakhir untuk kubuka
Semakin kucoba memahami ruasnya
Semakin dalam rindu ini kuselami

Nikmat-Mu tiada terkira
Tapi syukurku masih terbilang

Jika ada jalan pintas menuju surga-Mu
Aku cukupkan umurku berjumpa dengan-Mu
Tapi karena semua dalam kehendak-Mu
Maka cukupkan aku tuk mendapat ridho-Mu

Di ujung sajadah putih,

Ku memohon bimbingMu
Tunjukan aku menuju jalan terang
Agar di hari perjumpaan kita
Ku tak sesat singgah di neraka-Mu

Cinta di Akhir Kisah

Kupersembahkan buat sahabatku 'Asty Tukan' yang sedang pertaruhkan cinta-nya...
Oleh; Yahya Ado

Andai dulu kita tak bertemu
Mungkin tak ada cinta yang kau janjikan
Bila dulu kita tak bersama
Pasti tak ada rindu yang kau suratkan

Kini, semua kian terpupus oleh waktu
Lantaran kau tak pernah jujur untuk bertutur

Ucapmu selalu manis di lidahmu
Katamu menjadi surga di telingaku
Tapi nyatanya di hatimu ada noda

Kau tega, sungguh kau tega
Kau kerap tak merasa
Sedalam apa yang kurasakan

Bila kisah kita harus berakhir di lorong ini
Jangan salahkah mentari, karena ia tak menyinari hati
Jangan pula salahkan hujan, bila ia tak menyejukan jiwa
Anggaplah kita tak disatukan sama tuk selamanya

Ku tahu dia yang terbaik untukmu
Dia mencintaimu lebih dari cintamu padaku
Dia menunggumu di akhir kisah kita
Karena itu, aku rela untuk sebuah cinta